Sabtu, 16 Mei 2009

Kematian Pasar Tradisional Oleh Pasar Modern

Oleh : Dadang Nurjaman

Hal yang memang tidak bisa dilepaskan dari zaman sekarang yakni dengan adanya pasar bebas. Dimana pasar bebas ini tidak saja untuk kalangan pengusaha besar ternyata untuk kalangan kecil sekalipun, ini terkena imbasnya. Yang salah satunya menuntut untuk persaingan baik itu yang usaha kecil dengan usaha besar.

Pasar salah satunya. Pasar merupakan salah satu sumber ekonomi rakyat yang sebenarnya pada jaman dulu pasar menjadi satu-satunya tempat yang dijadikan pusat perbelanjaan bagi masyarakat khususnya Indonesia. Banyak sekali pasar di Indonesia yang maju dan berkembang hingga suasananya pun sangat ramai sekali.

Berbeda dengan hari ini. Banyaknya pasar modern ternyata sedikit-demi sedikit telah membunuh para pedagang pasar tradisional, yang diera serba bersaing ini tidak bisa menjadi pilihan masyarakat kalangan menengah ke atas.

Sungguh tidak bisa dipungkiri lagi, kalau pasar modern telah menuntut kita untuk hidup modern dan hal itu merupakan konsekuensi dari gaya hidup yang serba modern saat ini. Dimana merk lebih di dahulukan dari pada rasa dan yang lainnya.

Keberadaan pasar modern yang dahulu lebih banyak di kota metropolitan, sekarang malah terbalik. Dimana di daerah juga malah makin marak, sehingga lagi-lagi perkembangan pasar tradisional yang ada di daerah mendapat saingan yang menurut saya tidak lah imbang. Bahkan peredaran pasar modern ini bukan hanya tingkat kabupaten. Namun, sudah sampai pada tingkat kecamatan.

Jelas, ini merupakan ancaman bagi ekonomi kerakyatan. Dimana sirkulasi uang ini bermuara pada pengusaha besar yang dinikmati oleh sebagian orang. Bagaimana dengan nasib pedagang yang ada di pasar tradisional?

Hal ini yang menjadi sorotan tulisan ini. Bagaimana mungkin Negara ini bisa besar ketika para pelaku ekonomi kecilnya dibunuh secara perlahan seperti yang sekarang ini. Bukan kah Negara ini selalu mengelu-elukan para pelaku ekonomi kecil dari pada besar?

Kita mungkin bertanya-tanya, sebagai Negara yang saat masih menjadi Negara berkembang saat ini. Menurut saya belum saatnya mengikuti arus pasar bebas (bukan berarti gak mau maju). Akan tetapi harus ada perbaikan-perbaikan dari berbagai segi salah satunya SDM (Sumber daya manusia) yang saat ini masih kurang di Negara Ini.

Maraknya pasar tradisional ini memang cukup mengganggu bagi para pedagang yang berada di pasar tradisional. Dan itu harus segera di benahi, khususnya oleh pihak pemerintah, karena keadaan ini seperti ini sama saja membunuh perekonomian rakyat kecil secara perlahan-lahan.

Para pedagang kecil perlu diselamatkan oleh kita semua, khususnya oleh piahk pemerintah yang mengatur pasar tradisional agar kembali lebih diminati di Negara ini, agar pelaku ekonomi kecil dan menengah tidak mati.

Kondisi Pasar Tradisional

Sebagai warga Subang saya merasa sangat sedih dengan kondisi perekonomian di Kabupaten Subang, terutama yang dirsakan oleh para pedagang pasar tradisioanl. Larena selama akhir-akhir ini. Mereka seperti mati kutu dengan di “kepung”-nya kabupaten Subang hari ini oleh para toko modern atau pasar modern yang sudah berada di setiap kecamatan di Kabupaten Subang.

Persaingan yang terjadi antara pasar moder dan pasar tradisional ternyata bukan hanya terjadi di kota metropolitan, akan tetapi terjadfi pula di kabupaten Subang, yang merupakan salah satu kabupaten Di Indonesia.

Mungkin kejadiannya sam dengan kabupaten/ kota yang lain. Dimana para pelaku pasar tradisional merasa tersaingi dengan banyaknya pasar modern yang masuk ke daerah yang dijuluki kota nanas ini. Malah dari 30 kecamatan yang ada di kabupaten Subang, sebagain besar pasar modern ini telah masuk.

Banyak kalangan termasuk saya merasa ketakutan akan makin menurunnya daya tarik masyarakat terhadap pasar tradisional ini. Karena kalau ini terjadi bukan tidak mungkin Negara ini sudah dikuasai oleh Negara lain lagi. Dan itu tandanya kita kembali dijajah.

Sampai saat ini saya belum melihat apa yang sudah dilakukan oleh pihak pemerintah maupun daerah, karena makin hari makin banyak saja toko swalayan yang ada di Kabupaten Subang. Dan bahkan banyak sekali yang mempertanyakan keberadaannya apakah memiliki izin atau tidak? Dan itu masih menjadi pertanyaan dari sebagai orang. Bahkan ada asumsi yang mengatakan, kalau banyaknya toko swalayan (pasar modern) ini cenderung berdiri dulu izin belakangan atau mereka menggunakan izin toko biasa tapi penggunaannya malah toko swalayan.

Ini tentu saja akan merusak tatanan perekonomian kelompok menengah khususnya yang berada di pasar tradisional. Sebab, memang diakui kalau pasar modern ini memiliki perbedaan dari sisi kebersihan dan kenyamanan. Namun, kalau itu malah membuat pedagang pasar menjadi menderita apakah akan tetap dipertahankan?.

Para pedagang dipasar saat ini membutuhkan perhatian yang serius, pengelolaan pasar yang baik seharusnya segera dilakukan oleh pihak pemerintah. Salah satunya dengan memperindah pasar, tidak seperti saat ini yang masih kumuh dan tidak menarik perhatian pembeli.

Sayangnya, pasar-pasar yang ada di kabupaten Subang mayoritas kumuh dan kotor. Hal ini juga yang membuat pasar tradisional semakin dijauhi oleh pembeli yang memilih pasar modern dengan kebersihan dan kenyamanannya.

Walaupun yang masih banyak yang datang ke pasar tradisional itu hanya sebagian kecil dan mayoritas dari kalangan menengah kebawah yang masih getoil berbelanja ke pasar tradisional. Namun tidak menutup kemungkinan pembeli yang sekarang masih mau ke pasar tradisional. Beberapa tahun kemudian itu akan meninggalkan pasar yang dahulunya menjadi raja dan sangat dibanggakan oleh pemerintah.

Kelebihan Dan Kelemahan Pasar Tradisional

Pasar Tradisional merupakan pasar yang memiliki keunggulan bersaing alamiah yang tidak dimiliki secara langsung oleh pasar modern. Lokasi yang strategis, area penjualan yang luas, keragaman barang yang lengkap, harga yang rendah, sistem tawar menawar yang menunjukkan keakraban antara penjual dan pembeli merupakan keunggulan yang dimiliki oleh pasar tradisional.

Selain keunggulan yang tadi, pasar tradisional juga merupakan salah satu pendongkrak perekonomian kalangan menengah ke bawah, dan itu jelas memberikan efek yang baik Negara. Dimana Negara ini memang hidup dari perekonomian skala mikro dibanding skala makro.

Sisi kekeluargaan antara pembeli dan penjual menjadi satu pemandangan yang indah kala berada di pasar dan bahkan ada juga yang namanya langganan dan itu bisa menjadi hubungan yang tidak bisa terpisahkan bagaikan persaudaraan yang sudah sangat dekat sekali.

Dibalik kelebihan yang dimiliki pasar tradisional ternyata tidak didukung oleh pihak pemerintah, salah satunya terlihat pemerintah lebih membanggakan adanya pasar modern dari pada pasar tradisional, yang itu dilakukan dengan cara “mengusir” satu per satu pasar tradisional dengan cara dipindahkan dari tempat yang layak ke tempat yang jauh dan kurang refresentatif.

Selain itu tidak di perhatikan pemerintah, pasar tradisional juga memiliki Kelemahan. Sisi kelemahan yang paling urgen ialah pada kumuh dan kotornya lokasi pasar. Bukan hanya itu saja, banyaknya produk yang banyak didagangkan oleh oknum pasar tradisional dengan mendagangkan barang yang menggunakan bahan kimia dan itu marak di pasar tradisional.

Bukan hanya itu saja, pengemasan pasar juga membuat kurang diliriknya pasar tradisional, bahkan mungkin makin hari bukan malah makin bagus akan tetapi malah makin buruk kondisinya. Dan jelas hal itu cukup berbahaya bagi keberadaan pasar tradisional.

Hal-hal tersebutlah yang membuat konsumen menjadi malas untuk pergi ke pasar Tradisional. Padahal kalau hal itu lebih diperbaiki, bukan tidak mungkin perekonomian kerakyatan bisa hidup kembali.

Kelebihan dan Kekurangan Pasar Modern

Kelebihan pasar Modern dibanding pasar tradisional cukup jelas, mereka memiliki banyak keunggulan yakni nyaman, bersih serta terjamin. Yang itu membuat para konsumen mau membeli ke pasar modern.

AC, bersih, kenyamanan dan mempunyai gengsi yang tinggi menjadi andalan dari pasar modern, dan hal itu tidak dimiliki oleh pasar tradisional. Bahkan kalau kita melihat tidak ada kelemahan dari pasar modern ini. Dengan modal yang cukup besar mereka bisa melakukan apa saja untuk makin mempercantik penampilannya.

Imbas Maraknya Pasar Tradisional

Ternyata, banyak efek yang ditimbulkan dari maraknya pasar modern ini. Kematian pedagang kecil yang berada di pasar tradisional utamanya. Karena kalau pasar modern ini menguasai konsumen bukan tidak mungkin ribuan bahkan jutaan pedagang yang berada di pasar-pasar tradisioanl ini mati.

Dari sisi social juga ini berpengaruh. Dimana kalau para pedagang kecil ini terpaksa gulung tikar karena kekurangan pembeli, maka mereka akan kembali ke rumah dan lagi-lagi menambah jumlah pengangguran di Negara ini. Padahal saat-saat ini banyak sudah banyak sekali penganguran. Nah apalagi kalau ditambah dengan penganguran baru yang datangnya dari bekas pedagang kecil di pasar-pasar? Akan semakin banyak.

Tentunya ini bukan solusi bagi kita malah ini merupakan suatu masalah besar yang dihadapi oleh Negara kita. Akan kemana gerak arah ini? Apakah membalikan tujuan negera yang mensejahterakan masyarakatnya sesuai dengan UUD 45’ dengan menyengsarakan masyarakatnya?

Ini perlu jawaban dari semua pihak terutama pemerintah, karena meski bagaiamanapun. Pasar tradisional tetap harus dilindungi, karena pasar ini memberi arti penting bagi roda perekonomian Negara. Jadi kalau pemerintah saat ini tidak lagi memperdulikan pasar tradisional maka jangan pernah mengharapkan kesejahteraan bagi masyarakatnya tapi kesengsaraan lah yang datang.

Ini lah imbas dari maraknya pasar modern di Negara kita, yang lebih parahnya lagi. Pada tingkat kabupaten khususnya kabupaten Subang, dimana kabupaten ini yang merupakan tanah kelahiran saya dan yang sekarang saya tinggali.

Banyak pasar yang ada di Kabupaten Subang, jauh sebelum datangnya pasar modern ini. Pasar-pasar tradisional yang ada di Kabupaten Subang cukup mempunyai peranan penting baik untuk masyarakat maupun pemerintah. Namun, untuk sekarang sudah berubah. Pasar tradisional di kabupaten Subang pun terkena imbas dari maraknya pasar modern. Dimana pasar tradisional ini makin hari makin jauh dari pembelinya.

Bahkan tidak sedikit para pedagang di pasar tradisional sudah gulung tikar dan mereka kembali ke rumahnya dan bekerja serabutan. Dan ini jelas merupakan imbas dari persaingan antara pasar tradisional dengan pasar modern.

Peranan Pemerintah

Pemerintah sebenarnya memiliki kapasitas untuk meluruskan dan tetap mengeksiskan pasar baik itu pasar modern maupun pasar tradisional. Selain mempunyai kebijakan, peraturan juga sangat dibutuhkan untuk mengatur semua tentang pasar. Karena yang saat ini ada dirasakan kurang memihak dirsakan oleh para pedagang pasar tradisional yang salah satunya ialah pengelolaan pasar itu sendiri.

Yang harus dilakukan oleh pihak pemerintah ialah membuat peraturan tentang perizinan dan lokasi pendiriannya pasar-pasar modernyang didalamnya terdapat syarat-syarat perdagangannya. Pemerintah juga harus menekankan para pemilik pasar modern untuk mengikuti peraturan yang dibuat oleh pihak pemerintah. Saat ini kami melihat banyak sekli pelanggaran yang dilakukan oleh para pengusaha pasar modern ini yang salah satunya ialah mereka dengan membuka berdekatan dengan pasar-pasar tradisional.

Untuk itu Pemerintah harus memikirkan caranya dan mengambil tindakan dengan cepat dan tepat, yaitu mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang mendorong pertumbuhan kedua pasar tersebut di atas, yaitu pasar modern dan pasar tradisional. Artinya, Pemerintah harus memberikan treatment (pengaturan) yang berbeda kepada kedua pasar tersebut untuk mendorong dan mengupayakan kondisi pasar yang kondusif bagi keduanya. Karena di satu sisi pasar modern yang berdasarkan ekonomi pasar tersebut juga tidak boleh dibatasi pertumbuhannya. Biarkan bertumbuh, asalkan pertumbuhannya tersebut atas kemampuannya.

Hal-hal tersebut yang harus dilakukan oleh pemerintah, karena kalau tidak maka “kematian” pasar tradisional bukan lagi hal yag mustahil tapi memang akan terwujud. Dan itu merupakan yang sagat tidak diinginkan oleh kita semua.

Melihat kondisi tersebut sebenarnya ada satu hal yang bisa

ditarik kesamaan dalam sistem pasar dagang ini. Yakni dalam rantai produksi dan

distribusinya, sementara kekuatan modalnya berbeda serta efek terhadap nilai

ekonomi. Kekuatan penopang dalam distribusi kedua sistim bisnis pasar ini

mengandalkan tengkulak, bandar dan pemasok. Sementara produsen (usaha kecil,

petani) dan buruh/pekerjanya tidak mendapatkan hasil yang sesuai dari hasil

kerjanya.
Mencoba Pola Baru Untuk Pasar

Desa yang merupakan sumber perekonomian harus dinyatakan dari sekarang, dan jangan hanya dijadikan slogan saja. Yang salah satunya melakukan pertukaran produk antar desa yang akan membuat desa tersebut akan mandiri dan menghasilkan karya.

Dari sana akan tercipta kerjasama antar kelompok masyarakat yang diantaranya ialah petani, nelayan serta peternak. Dan ini jleas akan saling menguntungkan, dimana kerjasma ini akan selalu terus terjalin. Selain para petani dan nelayan juga penghasil produksi kecil seperti kecil haruslah produk local yang ditonjolkan dan dibagi berdasarkan keberagaman daerah yang ada.

Dari sana penjualan serta pembelian akan lebih terasa dan lebih salingf menguntungkan dan kita tridak lagi bergantung pada yang lain. Dengan begitu kemajuan ekonomi di Indonesia wabil khususu di Kabupaten Subang yang tengah memprogramkan desa mandiri gotong royong akan lebih terasa.

Selain itu petani atau penghasil produksi bisa menjual hasil produksi dengan harga yang relatif lebih rendah dari harga pasar, sementara organisasi profesi atau organisasi buruh dapat mendapatkan harga lebih murah yang dapat dinikmati anggotanya bahkan masyarakat sekitar. Keuntungan ini didapat dari hasil memangkas biaya yang selama ini dipakai untuk tengkulak, bandar maupun pemasok-pemasok.

Hal lainnya adalah transportasi akan lebih murah dan kepastian konsumennya terjamin. Untuk itu tingkat rutinitas penyediaan barang kebutuhan serta tata kelola manajemen di masing-masing organisasi yang harus disiapkan dengan matang.

Konsep ekonomi inilah yang merupakan cikal-bakal dari ekonomi kerakyatan yang disandarkan pada kekuatan masing-masing kelompok dan kebutuhannya, sehingga nafsu serakah dan produksi yang berlomba tidak akan lagi terjadi. Mungkin konsep ini akan efektif kalau negara mampu mengelolanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar